Makalah
Pertumbuhan Ekonomi Di Indonesia
Disusun
oleh :
Kelas XI
IPS 2
A.
Rizal Putera Akbar
Victor
Hadits Kumara
Faizatus
Solikhah
Sakinah
Isma Safitri
Ratna
Pratiwi
DINAS PENDIDIKAN LAMONGAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Selama
hampir setengah abad, perhatian utama masyarakat perekonomian dunia tertuju
pada cara-cara untuk mempercepat tingkat pertumbuhan pendapatan nasional. Para
ekonom dan politisi dari semua negara, baik negara-negara kaya maupun miskin,
yang menganut sistem kapitalis, sosialis maupun campuran, semuanya sangat
mendambakan dan menomorsatukan pertumbuhan ekonomi (economic growth).
Pada setiap akhir tahun, masing-masing negara selalu mengumpulkan data-data
statistiknya yang berkenaan dengan tingkat pertumbuhan GNP relatifnya, dan
dengan penuh harap mereka menantikan munculnya angka-angka pertumbuhan yang
membesarkan hati. “Pengejaran pertumbuhan” merupakan tema sentral dalam
kehidupan ekonomi semua negara di dunia dewasa ini. Seperti kita telah ketahui,
berhasil-tidaknya program-program pembangunan di negara-negara dunia ketiga
sering dinilai berdasarkan tinggi-rendahnya tingkat pertumbuhan output dan
pendapatan nasional.
Mengingat
konsep pertumbuhan ekonomi sebagai tolok ukur penilaian pertumbuhan ekonomi
nasional sudah terlanjur diyakini serta diterapkan secara luas, maka kita tidak
boleh ketinggalan dan mau tidak mau juga harus berusaha mempelajari hakekat dan
sumber-sumber pertumbuhan ekonomi tersebut. Pertumbuhan dan pembangunan ekonomi
memiliki definisi yang berbeda, yaitu pertumbuhan ekonomi ialah proses
kenaikan output per kapita yang terus menerus dalam jangka panjang. Pertumbuhan
ekonomi tersebut merupakan salah satu indikator keberhasilan pembangunan.
Dengan demikian makin tingginya pertumbuhan ekonomi biasanya makin tinggi pula
kesejahteraan masyarakat, meskipun terdapat indikator yang lain yaitu
distribusi pendapatan. Sedangkan pembangunan ekonomi ialah usaha
meningkatkan pendapatan per kapita dengan jalan mengolah kekuatan ekonomi potensial
menjadi ekonomi riil melalui penanaman modal, penggunaan teknologi, penambahan
pengetahuan, peningkatan ketrampilan, penambahan kemampuan berorganisasi dan
manajemen.
B. Perumusan Masalah
Beradasarkan latar belakang di atas, ternyata memang beda antara
pertumbuhan ekonomi dengan pembangunan ekonomi. Hal yang akan dibahas di sini
adalah apa sajakah yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi suatu negara dan upaya apa yang bisa dilakukan
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara tersebut.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Pengertian pertumbuhan ekonomi harus dibedakan dengan
pembangunan ekonomi, pertumbuhan ekonomi hanyalah merupakan salah satu aspek
saja dari pembangunan ekonomi yang lebih menekankan pada peningkatan output
agregat khususnya output agregat per kapita.
Menurut
Boediono : Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita yang
terus-menerus dalam jangka panjang.
B. TEORI
PERTUMBUHAN EKONOMI
Teori pertumbuhan ekonomi dapat dibagi
menjadi 2 :
1.
Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis
a. Frederich list (1789 - 1846)
Tahap-tahap pertumbuhan ekonomi menurut
frederich listber adalah tingkat-tingkat yang dikenal dengan sebutan Stuffen
theorien (teori tangga).
Adapun tahapan-tahapan pertumbuhan ekonomi
dibagi 4 sebagai berikut :
1)
Masa berburu dan mengembara
Pada masa ini manusia belum memenuhi
kebutuhan hidupnya sangat mengantungkan diri pada pemberian alam dan untuk
memenuhi kebutuhan hidup sendiri
2)
Masa berternak dan bertanam
Pada masa ini manusia sudah mulai berpikir
untuk hidup menetap. Sehingga mereka bermata pencaharian bertanam
3)
Masa Bertani dan kerajinan
Pada masa ini manusia sudah hidup menetap
sambil memelihara tanaman yang mereka tanam kerajinan hanya mengajar usaha
sampingan.
4)
Masa kerajinan, Industri, dan perdagangan.
Pada masa ini kerajinan bukan sebagai
usaha sampingan melainkan sebagai kebutuhan untuk di jual ke pasar, sehingga
industri berkembang dari industri kerajinan menjadi industri besar.
b. Karu Bucher (1847 - 1930)
Tahap Perekonomian dapat dibagi menjadi 4
1)
Rumah tangga tertutup
2)
Rumah tangga kota
3)
Rumah tangga bangsa
4)
Rumah tangga dunia
c. Werner sombart (1863 - 1947)
1)
Prakapitalisme (Varkapitalisme)
2)
Zaman kapitalis madya (buruh kapitalisme)
3)
Zaman kapitalai Raya (Hachkapitalismus)
4)
Zaman kapitalis akhir (spetkapitalismus)
d. Walt Whitmen Rosfow (1916 - 1979)
1)
Masyakart tradisional (Teh Traditional Society)
2)
Persyaratan untuk lepas landas (Precondition for take off)
3)
Lepas landas cake off)
4)
Perekonomian yang matang / dewasa (Matarty of economic)
5)
Masa ekonomi konsumsi tinggi (high mass consumption)
- Teori Pertumbuhan Ekonomi Klasik dan Neoklasik
Teori
pertumbuhan ekonomi klasik
a. Teori pertumbuhan menurut Adam
Smith
An Inquiry into the nature and causes of
the wealth of the nation, teorinya yang dibuat dengan teori the invisible hands (Teori tangan-tangan
gaib)
Pertumbuhan ekonomi ditandai oleh dua
fakto yang saling berkaitan :
1)
Pertumbuhan penduduk
2)
Pertumbuhan output total
Pertumbuhan output yang akan dicapai
dipengaruhi oleh 3 komponen berikut ini.
1)
sumber-sumber alam
2)
tenaga kerja (pertumbuhan penduduk
3)
jumlah persediaan
b. David Ricardo dan T.R Malthus
Menurut David Ricardo faktor pertumbuhan
penduduk yang semakin besar hingga menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan
menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah
Pendapat Ricardo ini sejalan dengan teori
yang dikemukakan oleh Thomas Robert Malthus, menyatakan bahwa makanan (hasil
produksi) akan bertambah menurut deret hitung (satu, dua, dan seterusnya).
Sedangkan penduduk akan bertambah menurut deret ukur (satu, dua, empat ,
delapan, enam belas, dan seterusnya) sehingga pada saat perekonomian akan
berada pada taraf subisten atau kemandegan.
Teori
pertumbuhan ekonomi Neoklasik
c. Robert Sollow
Rober Sollow lahir pada tahun 1950 di
Brookyn, ia seorang peraih nobel di bidang dibidang ilmu ekonomi pada tahun
1987. Robert Sollow menekankan perhatiannya pada pertumbuhan out put yang akan
terjadi atas hasil kerja dua faktor input utama. Yaitu modal dan tenaga kerja.
d. Harrod dan Domar
RF. Harrod dan Evsey Domar tahun 1947
pertumbhan ekonomi menurut Harrod dan domar akan terjadi apabila ada
peningkatan produktivitas modal (MEC) dan produktivitas tenaga kerja.
e. Joseph Schumpeter
Menurut J. Schumpeter, pertumbuhan ekonomi
suatu negara ditentukan oleh adanya proses inovasi-inovasi (penemuan-penemuan
baru di bidang teknologi produksi) yang dilakukan oleh para pengusaha. Tanpa
adanya inovasi, tidak ada pertumbuhan ekonomi.
C. UKURAN
PERTUMBUHAN EKONOMI
Apakah
alat yang bisa digunakan untuk mengetahui adanya pertumbuhan ekonomi suatu
negara? Menurut M. Suparko dan Maria R. Suparko ada beberapa macam alat yang
dapat digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi yaitu :
1. Produk Domestik Bruto
PDB
adalah jumlah barang dan jasa akhir yang dihasilkan dalam harga pasar.
Kelemahan PDB sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi adalah sifatnya yang global
dan tidak mencerminkan kesejahteraan penduduk.
2. PDB per Kapita atau
Pendapatan Perkapita
PDB
per kapita merupakan ukuran yang elbih tepat karean telah memperhitungkan
jumlah penduduk. Jadi ukuran pendapatn perkapita dapat diketahui dengan membagi
PDB dengan jumlah penduduk.
3. Pendapatan Per jam
Kerja
Suatu
negara dapat dikatakan lebih maju dibandingkan negara lain bila mempunyai
tingkat pendapatan atau upah per jam kerja yang lebih tinggi daripada upah per
jam kerja di negara lain untuk jenis pekerjaan yang sama
D. MODEL
– MODEL PERTUMBUHAN EKONOMI
Harrord
Domar
Keadaan
“ Steady – State Growth
Model
pertumbuhan ekonomi Harrod-Domar adalah model pertumbuhan yang mengacu pada
pertumbuhan ekonomi negara-negara maju, model itu merupakan perkembangan
langsung teori ekonomi makro Keynes yang merupakan teori jangka pendek yang
menjadi teori jangka panjang.
Pada
model Harrod-Domar investasi diberikan peranan yang sangat penting. Dalam
jangka panjang investasi mempunyai pengaruh kembar. Di satu sisi investasi
mempengaruhi permintaan agregat di sisi lain investasi mempengaruhi kapasitas
produksi nasional dengan menambah stok modal yang tersedia.
Harrod
menyimpulkan agar suatu ekonomi nasional selalu tumbuh dengan kapasitas
produksi penuh (kesempatan kerja penuh) yang disebutnya sebagai “
Pertumbuhan ekonomi yang mantap (steady-state growth) “ efek permintaan yang ditimbulkan dari
penambahan investasi harus selalu diimbangi oleh efek penawarannya tanpa
terkecuali. Tetapi investasi dilakukan oleh pengusaha yang mempunyai pengharapan
yang tidak selalu sama dari waktu ke waktu, karena itu keseimbangan ekonomi
jangka panjang yang mantap hanya dapat dicapai secara mantap pula apabila
pengharapan para pengusaha stabil dan kemungkinan terjadinya hal itu sangat
kecil, seperti yang dikemukakan oleh Joan Robinson (golden age).
Di
samping itu Harrod mengemukakan bahwa sekali keseimbangan itu terganggu, maka
gangguan itu akan mendorong ekonomi nasional menuju ke arah depresi atau
inflasi sekular. Karena itu Harrod melambangkan keseimbangan ekonomi tersebut
sebagai keseimbangan mata pisau, mudah sekali tergelincir dan sekali
tergelincir semuanya akan menjadi hancur (jadi keseimbangan yang tidak stabil).
Model
pertumbuhan ekonomi Domar hampir mirip dengan model Harrod walaupun ada
beberapa perbedaan yang esensial pula antara kedua model itu. Perbedaan itu
khususnya menyangkut mengenai tiadanya fungsi investasi pada model Domar,
sehingga investasi yang sebenarnya tidak ditentukan di dalam modelnya. Karena
itu kesulitan pencapaian keseimbangan ekonomi jangka panjang yang mantap bagi
Harrod, disebabkan oleh sulitnya kesamaan v dan vr atau laju pertumbuhan yang
disyaratkan dengan laju pertumbuhan natural, sedang bagi Domar kesulitan itu
timbul karena adanya kecenderungan masyarakat untuk melakukan investasi yang
relatif terlalu rendah (underinvestment).
Model
Neo-Klasik sebagaimana dikemukakan oleh Solow (juga Swan) mencoba memperbaiki
kelemahan model Harrod-Domar dengan mengolah asumsi yang mengenai fungsi
produksi yang digunakan, dari fungsi produksi dengan proporsi tetap, menjadi
fungsi produksi dengan proporsi yang variabel.
Berbeda
dengan visi Harrod-Domar yang suram dan menakutkan visi teori Neo-Klasik adalah
visi yang menggembirakan dan serasi dengan proses ekonomi yang otomatik dan
mekanistik. Kelemahan pokok teori Neo-Klasik adalah dihilangkannya peranan
pengharapan para pengusaha yang dalam teori Keynes menduduki peranan sentral.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
- HAL-HAL YANG
MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN EKONOMI
1. Akumulasi Modal
Akumulasi modal (capital accumulation) terjadi apabila
sebagian dari pendapatan ditabung dan diinvestasikan kembali dengan tujuan
memperbesar output dan pendapatan di kemudian hari. Pengadaan pabrik baru,
mesin-mesin, peralatan, dan bahan baku meningkatkan stock modal (capital
stock) fisik suatu negara (yakni, total nilai riil “neto” atas seluruh
barangmodal produktif secara fisik) dan hal itu jelas memungkinkan terjadinya
peningkatan output di masa-masa mendatang. Investasi produktif yang bersifat
langsung tersebut harus dilengkapi dengan berbagai investasi penunjang yang
disebut investasi “infrastuktur” ekonomi dan social. Di samping investasi yang
bersifat langsung banyak cara yang bersifat tidak langsung untuk
menginvestasikan dana dalam berbagai jenis sumber daya. Di samping itu ada juga
Investasi dalam pembinaan sumber daya manusia dapat meningkatkan kualitas modal
manusia, sehingga pada akhirnya akan membawa dampak posiyif yang sama terhadap
manusia.
Segenap kegiatan yang dijelaskan di atas merupakan bentuk-bentuk investasi
yang menjurus ke akumulasi modal.
2. Pertumbuhan Penduduk dan
Angkatan Kerja
Pertumbuhan penduduk da pertumbuhan angkatan kerja (yang terjadi
beberapa tahun kemudian setelah pertumbuhan pendududuk) secara tradisional
dianggap sebagai salah satu factor positif yang memacu pertumbuhan ekonomi.
Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah jumlah tenaga
produktif, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti meningkatkan
ukuran pasar domesticnya. Meskipun demikian, kita masih mempertanyakan apakah
begitu cepatnya pertumbuhan penawaran angkatan kerja di Negara-negara
berkembang (sehingga banyak diantara mereka yang mengalami kelebihan tenaga
kerja) benar-benar akan memberikan dampak positif, atau justru negatif,
terhadap pembangunan ekonominya. Sebenarnya, hal tersebut (positif atau
negativenya pertambahan penduduk bagi upaya pembangunan ekonomi) sepenuhnya
tergantung pada kemampuan sistem perekonimian yang bersangkutan untuk menyerap
dan secara produktif memanfaatkan tambahan tenaga kerja tersebut. Adapun
kemampuan itu sendiri lebih lanjut dipengaruhi oleh tingkat jenis akumulasi
modal dan tersedianya input atau factor_faktor penunjang, seperti kecakapan
manajerial dan administrasi.
3. Kemajuan Teknologi
Kemajuan teknologi (technological progress) bagi kebanyakan ekonom merupakan sumber pertumbuhan ekonomi yang
paling penting. Dalam pengertiannya yang paling sederhana, kemajuan teknologi
terjadi karena ditemukannya cara baru atau perbaikan atas cara-cara lamadalam
menangani pekerjaan-pekerjaan tradisional seperti kegiatan menanam jagung,
membuat pakaian, atau membangun rumah. Kita mengenal tiga klasifikasi kemajuan
teknologi, yaitu: kemajuan teknologi yang bersifat netral (neutral
technological progress), kemajuan teknologi yang hemat tenaga kerja (labor-saving
technological progress), dan kemajuan teknologi yang hemat modal (capital-saving
technological progress).
Kemajuan teknologi yang netral (neutral technolohical progress) terjadi apabila teknologi tersebut memungkinkan kita mencapai tingkat
produksi yang lebih tinggi dengan menggunakan jumlah dan kombinasi faktor input
yang sama. Inovasi yang sederhana, seperti pembagian tenaga kerja (semacam
spesialisasi) yang dapat mendorong peningkatan output dan kenaikan konsumsi
masyarakat adalah contohnya. Sementara itu, kemajuan teknologi dapat
berlangsung sedemikian rupa sehingga menghemat pemakaian modal atau tenaga
kerja (artinya, penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita memperoleh
output yang lebih tinggi dari jumlah input tenaga kerja atau modal yang sama).
Penggunaan komputer, mesin tekstil otomatis, bor listrik berkecepatan tinggi,
traktor dan mesin pembajak tanah, dan banyak lagi jenios mesin serta peralatan
modern lainnya, dapat diklasifikasikan sebagai kemajuan teknologi yang hemat
tenaga kerja (labor-saving technological progress). Sedangkan
kemajuan teknologi hemat modal (capital-saving technological
progress) merupakan fenomena yang langka. Hal ini dikarenakan hamper
semua penelitian dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi dilakukan di
Negara-negara maju dengan tujuan utama menghemat pekerja, dan bukan menghemat
modal. Di Negara-negara dunia ketiga yang berlimpah tenaga kerja tetapi langka
modal, kemajuan teknologi hemat modal merupakan sesuatu yang paling diperlukan.
Kemajuan teknologi juga dapat meningkatkan modal atau tenaga kerja. Kemajaun
teknologi yang meningkatkan pekerja (labor-augmenting technological
progress) terjadi apabila penerapan teknologi tersebut mampu
meningkatkan mutu atau ketrampilan angkatan kerja secara umum. Misalnya, dengan
menggunakan videotape, televise, dan media komunikasi elektronik lainnya di
dalam kelas, proses belajar bias lebih lancar sehingga tingkat penyerapan bahan
pelajaran juga menjadi lebih baik. Demikian pula halnya dengan kemajuan teknologi
yang meningkatkan modal (capital-augmenting technological progress). jenis
kemajuan ini terjadi jika penggunaan teknologi tersebut memungkinkan kita
memanfaatkan barang modal yang ada secara lebih produktif. Misalnya, penggunaan
bajak kayu dengan bajak baja dalam produksi pertanian.
- MENINGKATKAN PERTUMBUHAN
EKONOMI
Posisi Negara-negara berkembang dewasa ini dalam banyak
hal berbeda dengan yang dimiliki oleh Negara-negara maju pada saat lepas landas
ke arah era pertumbuhan ekonomi modern. Dalam kondisi awal tersebut, paling
tidak terdapat delapan perbedaan penting yang mempengaruhi prospek pertumbuhan
ekonomi dan syarat-syarat terlaksanya pembangunan ekonomi modern. Kedelapan
butir perbedaan yang utama dan yang perlu dianalisis lebih lanjut itu adalah
sebagai berikut :
1.
Perbedaan kekayaan sumber daya
alam dan kualitas modal manusia.
2.
Perbedaan pendapatan per kapita
dan tingkat GNP dibandingkan negara –negara lainnya di dunia.
3.
Perbedaan iklim.
4.
Perbedaan jumlah penduduk,
distribusi, serta laju pertumbuhannya.
5.
Peranan sejarah migrasi
internasional.
6.
Perbedaan dalam memperoleh
keuntungan dari perdagangan internasional.
7.
Kemampuan melakukan penelitian
dan pengembangan dalam bidang ilmiah dan teknologi dasar.
8.
Stabilitas dan fleksibilitas
lembaga-lembaga politik dan sosial.
Oleh karena itu agar bisa meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu
negara maka dapat dilakukan upaya perbaikan di segala bidang dan mengeluarkan
berbagai macam kebijakan yang pro terhadap pertumbuhan ekonomi itu sendiri.
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Pertumbuhan Ekonomi di setiap negara berbeda - beda
tergantung dari tingkat pendapatan per kapita suatu negara tersebut dan
tergantung dari berapa besar pendapatan / penghasilan dari penduudknya. Jika pendapatan Negara itu tinggi maka pertumbuhan
ekonominya juga cepat tetapi sebaliknya jika pendapatan suatu negara itu di
bawah rata – rata maka pertumbuhna ekonominya juga rendah.
Beberapa
ahli ekonomi mengemukakan pertumbuhan ekonomi dengan persepsi yang berbeda –
beda. Seperti pada alitan klasik an Neo
klasik. Sebagai contoh nya : Robert
Solow mengemukakan pertumbuhan ekonomi merupakan rangkaian kegiatan yang
bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian tekonologi modern dan hasil
/ output. Dan masih banyak lagi tokoh – tokoh yang mengemukakan pertumbuhan
ekonomi dalam arti yang berbeda – beda.
Pertumbuhan
ekonomi pada zaman sekarang ini berdampak pada kehidupan penduduk suatu negara.
Semuanya ini berpengaruh pada kesejahteran rakyat banyak. Oleh karena itu
negara terus memajukan pendapatan negara dengan menaikkan harga – harga
kebutuhan pokok seperti minyak yang katanya bisa menjadikan lebih baik tingkat
perekonomian kita.
B. Saran
Dengan demikian dapat kita sarankan kepada pemerintah dengan
penjelasan sebagai berikut :
- Beberapa negara sedang berkembang mengalami ketidak stabilan
sosial, politik, dan ekonomi. Ini merupakan sumber yang menghalangi
pertumbuhan ekonomi. Adanya pemerintah yang kuat dan berwibawa menjamin
terciptanya keamanan dan ketertiban hukum serta persatuan dan perdamaian
di dalam negeri. Ini sangat diperlukan bagi terciptanya iklim bekerja dan
berusaha yang merupakan motor pertumbuhan ekonomi.
- Ketidakmampuan atau kelemahan setor swasta melaksanakan fungsi
entreprenurial yang bersedia dan mampu mengadakan akumulasi kapital dan
mengambil inisiatif mengadakan investasi yang diperlukan untuk memonitori
proses pertumbuhan.
- Pertumbuhan ekonomi merupakan hasil akumulasi kapital dan
investasi yang dilakukan terutama oleh sektor swasta yang dapat menaikkan
produktivitas perekonomian. Hal ini tidak dapat dicapai atau terwujud
bila tidak didukung oleh adanya barang-barang dan pelayanan jasa sosial
seperti sanitasi dan program pelayanan kesehatan dasr masyarakat,
pendidikan, irigasi, penyediaan jalan dan jembatan serta fasilitas komunikasi,
program-program latihan dan keterampilan, dan program lainnya yang
memberikan manfaat kepada masyarakat.
- Rendahnya tabungan-investasi masyarakat (sekor swasta)
merupakan pusat atau faktor penyebab timbulnya dilema kemiskinan yang
menghambat pertumbuhan ekonomi. Seperti telah diketahui hal ini karena
rendahnya tingkat pendapatan dan karena adanya efek demonstrasi meniru
tingkat konsumsi di negara-negara maju olah kelompok kaya yang
sesungguhnya bias menabung.
- Hambatan sosial utama dalam menaikkan taraf hidup masyarakat
adalah jumlah penduduk yang sangat besar dan laju pertumbuhannya yang
sangat cepat. Program pemerintahlah yang mampu secara intensif menurunkan
laju pertambahan penduduk yang cepat lewat program keluarga berencana dan
melaksanakan program-program pembangunan pertanian atau daerah pedesaan
yang bisa mengerem atau memperlambat arus urbanisasi penduduk pedesaan
menuju ke kota-kota besar dan mengakibatkan masalah-masalah social,
politis, dan ekonomi.
- Pemerintah dapat menciptakan semangat atau spirit untuk
mendorong pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cepat dan tidak hanya
memerlukan pengembangan faktor penawaran saja, yang menaikkan kapasitas
produksi masyarakat, yaitu sumber-sumber alam dan manusia, kapital, dan
teknologi;tetapi juga faktor permintaan luar negeri. Tanpa kenaikkan
potensi produksi tidak dapat direalisasikan.
Mantaph nih artikel'a
BalasHapusSemoga bisa bermanfaat ya
kunjungi balik juga ya di Ikubaru Blogzia: Ekonomi
makasih ya sob :)
hehehe tugas sekolah sob.
Hapus